JENEPONTO, SULSEL - Jembatan Manjangloe, Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan diduga penyebab terjadinya banjir dan tanggul penahan longsor jebol.
Jembatan yang baru-baru itu dikerja diduga salah konstruksi pada bagian bawa terowongan yang mempersempit akses lancarnya air hujan mengalir.
Akibatnya, air hujan yang mengalir deras dari arah pegunungan melalui terowongan jembatan tidak mengalir maksimal sehingga meluap ke sejumlah rumah warga yang berada dipusaran jembatan tersebut.
Diketahui, terdapat tiga unit rumah panggung milik warga di Kelurahan Manjangloe terendam banjir. Bahkan, rumah panggung milik Dg Ngona nyaris hanyut dan amblas.
Intensitas hujan yang kurang bersahabat pada Senin, 29/11 kemarin, menyebabkan juga sejumlah rumah warga di Kecamatan lain ikut terdampak banjir.
Salah satu warga Manjangloe, Kaharuddin mengaku bahwa sejek selesainya jembatan itu diperbaiki air hujan yang dari pegunungan tidak lagi mengalir seperti dahulu kala. Lantara, terowongan jembatan itu diperkecil sehingga akses air hujan mudah tergenang dan meluap kepemukiman warga.
Di mana kata Kaharuddin bahwa sebelum jembatan Manjangloe diperbaiki tidak pernah terjadi banjir setinggi 3 meter ini.
"Dulu jembatan ini tidak begini, kalau dulu salurannya lebar sehingga air hujan lancar mengalir, tapi setelah dikerja saluran diperkecil, " imbuhnya kepada Indonesiasatu.co.od, Selasa (30/11/2021).
Menurut Kaharuddin, saat jembatan Manjangloe itu diberbaiki baru baru ini ia sempat menegur pekerja akan tetapi dirinya tidak dihiraukan.
"Saya bilang ji sama pekerjanya kemarin tolong diperlebar ini terowonganya supaya kalau hujan air lancar mengalir tetapi tetap ji juga na kerja begitu, " ujarnya.
"Terbukti mi sekarang, talud penahan longsor jebol dan rumah hampir saja hanyut terbawa banjir, " sambungnya.
Diakuinya, kalau jembatan Manjangloe ini tidak diperhitungkan dampak bahayanya kedepan akan berpontensi terjadinya korban jiwa dan korban material lainnya.
Senada diungkapkan oleh warga yang terdampak bajir, Ibu Sia, diakuinya sejak jembatan itu diperbaiki, sudah ketiga kalinya juga mengalami banjir selama sepekan.
"Ini sudah yang ketigakalinya terjadi pak. Padahal dulu tidak pernah terjadi banjir setinggi begini, ada tiga meter, " ucap Sia senada sudaranya Ibu Mantang.
Kedua korban banjir bersaudara itu mengaku bahwa terjadinya banjir setinggi tiga meter itu disebabkan karena terowongan jembatan tidak lebar sehingga air hujan dari gunung tidak lancar mengalir.
"Terlalu sempitki pak saluranhya makanya air hujan itu meluap sampai naik di rumahku, " terangnya.
"Tidak ada ji korban jiwa pak cuma ternakku banyak mati dan kerugian lainnya juga ada seperti kasur, beras dan bantal, " tambahnya.
Penulis: Syamsir
Editor: Cq